Sistem Kerja Semalam di Dunia Pekerja
Table of Contents
Sebetulnya masih ada benang merah antara Sistem Kerja Semalam dan Sistem Kebut Semalam ala mahasiswa. Karena sebetulnya karyawan di perusahaan yang mempunyai level staf up pastilah kebanyakan dulunya Mahasiswa, jadi tentu budaya SKS ini akan selalu menempel hingga bekerja.
Perbedaan SKS Mahasiswa dan Karyawan
SKS Mahasiswa
Mahasiswa yang notabene mempunyai waktu luang sangat banyak ini terkadang lalai dalam mengerjakaan tugasnya. Kelalaian ini karena mahasiswa memang malas dalam belajar sehingga harus menumpuk tugas yang begitu banyak.
Mahasiswa aktifis kampus juga menjadi salah satu budaya SKS ini membudaya di mahasiswa. Aktifis kampus sendiri lebih mementingkan kegiatan extrakurikuler, yang sebetulnya itu adalah sunah. Meskipun menjadi aktifis juga sebagian belajar berorganisasi dimana ketika masuk dalam dunia kerja sudah terbiasa dalam beradu argument. Namun hal ini akan menghambat masa belajar di kampus.
![]() |
| Image by Capri23auto from Pixabay |
Kemudian ketika memasuki Tugas Akhir, tipe-tipe mahasiswa ini akan sibuk mencari data dan materi untuk penunjang Tugas Akhirnya. Akhirnya Sistem Kerja Semalam ala mahasiswa ini sudah turun temurun didunia pendidikan kita sejak dulu. Jadi jangan salah yah ketika budaya ini lanjut didunia kerja.
SKS Karyawan
Sedikit berbeda tentunya dengan aktifitas SKS Mahasiswa, namun tentunya hampir mirip yakni sama-sama menunda suatu pekerjaan atau tugas.
Menunda pekerjaan ini biasanya karena aktifitas padatnya pekerjaan sehingga susah memilah dan memilih pekerjaan mana yang akan dikerjakan terlebih dahulu. Hal ini memang banyak sekali terjadi di dunia kerja karena pekerja memang dituntut untuk multi talenta karena inilah yang disukai oleh Perusahaan.
Hal lainnya adalah faktor rekan kerja yang tidak kompeten dalam bekerja sama sehingga penyelesaian pekerjaan hanya difokuskan ke satu orang. Banyak kasus seperti ini, biasanya dikarenakan kurang tegasnya atasan dalam memimpin sehingga banyak celah yang dimanfaatkan oleh pekerja yang tidak bertanggung jawab seperti itu.
Faktor external lain misalnya adalah internal personal conflict seperti sakit, dan salah satu anggota keluarga sakit. Hal ini bisa menurunkan performa kerja dan tentu akan membuat munculnya Sistem Kerja Semalam yang padahal hal seperti ini akan membuat sakit juga.
Kesimpulan
Baik mahasiswa ataupun pekerja mempunyai masalahnya tersendiri dalam menyelesaikan pekerjaanya ataupun tugas dari dosen. Yang harus diperhatikan adalah penyelesaian masalah itu sendiri. Sebagai seorang yang berpendidikan kita harus mempunyai list-to-do untuk membuat target ataupun activity plan. Dan melakukan monitoring ataupun personal review sehingga akan diketahui secara cepat mana saja hal yang belum bisa diselesaikan.
Hal-hal ini bisa dibawa kedalam Meeting PDCA mingguan dan menampilkan problem yang belum terselesaikan. Harapannya banyak rekan kerja yang akan memberikan solusi untuk pekerjaan tersebut. Demikian artikel SKS di dunia Pekerja yang disamakan dengan SKS ala Mahasiswa, semoga ini menjadi catatan pribadi saya sendiri dan rekan-rekan yang membacanya. Terima Kasih.

Post a Comment